23 Feb 2010

BIOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
ENZIM NABATI





Oleh:
ANDRI WIDODO 512009017



FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA 2010


ENZIM NABATI

DASAR TEORI
Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner ( 1926 ) yang telah berhasil mengisolasi urease dari tumbuhan kara pedang. Urease adalah enzimysng dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunits dapat mengisolasi pepsin, tripsin, dan kinotripsin. Kemudian makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah protein. Enzim merupakan sesuatu yang sangat penting keberadaannya dalam tubuh. Tanpa adanya enzim maka proses kehidupan bisa terhambat atau bahkan terhenti. Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis atau katalisator (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa ikut habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim.. Dengan adanya enzim maka proses reaksi kiimia dapat berlangsung lebih cepat. Enzim akan mengkatalis substrat (molekul awal reaksi) menjadi produk (molekul-molekul yang berbeda). Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang enzim disebut enzimologi.
Secara garis besar sumber enzim dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu hewan, tanaman dan mikroba. Namun saat ini, enzim yang diproduksi dalam skala industri sebagian besar diperoleh dari mikroba.contoh sumber enzim dari hewan atau hewani misalnya: tripsin dihasilkan oleh pankreas, katalase oleh hati, rennet oleh abomasum dan masih banyak lagi, sedangkan enzim yang dari nabati atau tumbuh-tumbuhan misalnya: bromelin dari nanas, paparin dari getah pepaya, aktinidin dari buah kiwi dan masih banyak lagi.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
Enzim digolongkan menjadi dua, yaitu enzim proteolitik dan enzim hidrolase. Enzim proteolitik adalah enzim yang menghidrolisis protein menjadi komponenya sendiri, sedangkan enzim hidrolase adalah enzim yang menghidrolisis urea menjadi amonia (NH3) dan karbondioksida (CO2)

NH2
CO + H2O urease CO2 + 2NH3
NH2
Amonia yang terbentuk jika direaksikan dengan reagen nessler, dan akan membentuk senyawa kompleks berwarna kekuningan sampai coklat muda. Intensitas warna yang timbul dapat di deteksi menggunakan spektrofotometer.

TUJUAN
Menentukan adanya aktivitas urease baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

ALAT DAN BAHAN
Alat;
Spektronic 20
Labu takar
Waterbath
Tabung reaksi
Pipet ukur
Pipet tetes
Kertas saring
Penangas
Bahan:
Urea 1%
Urea 3%
Urease
Na2CO3 0.5%
Reagen nessler
Akuades
Larutan Buffer pH 4
HCl 1 N

CARA KERJA
Uji aktivitas urease secara kualitatif
Siapkan 2 buah tabung reaksi,
Masing-masing tabung reaksi di isi 2ml urea 1%, dan 0.5 ml Na2CO3 0.5%,
Pada tabung reaksi 1 tambahkan 1 ml urease, dan pada tabung reaksi ke 2 tambahkan 1 ml aquades,
Panaskan kedua tabung reaksi tersebut selama 5 menit, setelah 5 menit tambahkan 5 tetes reagen nessler pada setiap tabung reaksi,
Amati percobaan tersebut, adakah endapan serta bagaimanakah warnanya, masukkan dalam hasil penelitian.

Uji aktivitas urease secara kualitatif
Sediakan 4 buah tabung reaksi dengan masing masing diidi 3ml urea 3%,
Pada tabung 1 dan ke 2 tambahkan larutan buffer pH4 sebanyak 1 ml,
Pada tabung reaksi ke 3 dan 4 tambahkan 1 ml aquades, setelah itu tabung ke 2 dan ke 4 tambahkan 1 ml urease yang dipanaskan selama 10 menit, pada tabung ke 1 dan ke 3 tambahkan 1 ml urease tanpa di panaskan,
Lalu, pada tabung reaksi ke1,2,3 dan 4 tambahkan masing-masing 1 ml HCl 1N,
Selanjutnya, siapkan 4 buah labu takar, isi masing-masing labu takar dengan 0,5 ml lartan pada tabung reaksi (labu takar 1 di isi larutan pada tabung reaksi 1, labu takar 2 di isi dengan larutan tabung reaksi 2 dan seterusnya)
Setelah itu tambahkan pada masing masing labu takar dengan 23.5 ml aquadest, dan jika ada endapan saringlah dengan kertas saring,
Tambahkan 1 ml reagen nessler pada masing masing labu takar, lalu ukur serapan pada setiap larutan dengan spectronic 20 dengan panjang gelombang 490 nm.
Buat dengan tabung reaksi lainnya 0.5 ml larutan standar dengan di tambahkan 23.5 ml aquadest dan 1 ml reagen nessler larutan campuran ini digunakan untuk blangko,

HASIL PENELITIAN
a. 2 ml urea 1% + 1 ml urease + 0.5 ml Na2CO3 0.5% + dipanaskan 5 menit + 5 tetes reagen Nessler = kuning + endapan.
b. 2 ml urea 1% + 1 ml akuades + 0.5 ml Na2CO3 0.5% + dipanaskan 5 menit +
5 tetes reagen Nessler = keruh + endapan.

I. a. 3 ml urea 3% + 1 ml buffer pH 4 + 1 ml urease + 1 ml HCl 1N = 44
b. 3 ml urea 3% + 1 ml buffer pH 4 + 1 ml urease panas + 1 ml HCl 1N = 87
c. 3 ml urea 3% + 1 ml aquades + 1 ml urease + 1 ml HCl 1N = 2
d. 3 ml urea 3% + 1 ml aquades + 1 ml urease panas + 1 ml HCl 1N = 29

II. 0.5 lar. A + 23,5 ml aquades jika ada endapan di saring + 1 ml nessler

III. 0.5 larutan standar + 23,5 ml aquades + 1 ml nessler = 93

IV. 24 ml aquadest + 1 ml nessler (sebagai Blangko) = 100

V. baca absorbansi  490 nm

PEMBAHASAN
Dari setiap pecobaan yang telah di lakukan, enzim sangat berpengaruh dapat di lihat pada percobaan 2.I.a dan b. disitu di lihat hasil pengukuran serapan sangat tinggi yaitu 44 dan 87, tidak hanya pengaruh pH pemanasan urease juga mempengaruhi hasil yang di peroleh, dibuktikan pada percobaan yang ditambahkan urease panas dan tidak di panaskan, menghasilkan hasil yang sangat berbeda jauh antara urease yang dipanaskan dan tidak dipanaskan.
Pada percobaan 1. Dapat diketahui adanya warna kuning yang di hasilkan saat reaksi dilangsungkan di sebabkan oleh reagen nessler. Karena pada percobaan 1 b. tidak di tambahkan reagen nessler warna tidak kuning. Endapan yang dihasilkan pada percobaan 1 a dan b didapatkan dari reaksi antara urea 1% dan Na2CO3 0.5%.
Perhitungan
Nilai A:

no %T A ( A= 2-log T)
1 44.5 0.351639989
2 87 0.060480747
3 2 1.698970004
4 29 0.537602002

Kadar NH3 dapat dihitung dengan cara, menggunakan rumus:

NH3 (mg)=RU/RS x konsentrasi N standar

Keterangan:
RU; serapan larutan sampel, yaitu A
RS: serapan larutan standar, yaitu 93 (percobaan 2.III)
Konsentrasi N standar adalah 0.0001 M
Maka:
Ketika T 44.5 = 0.351/93 x 0.0001= 3.781 mg
Ketika T 87 = 0.060/93 x 0.0001= 6.503 mg
Ketika T 2 = 1.698/93 x 0.0001= 1.826 mg
Ketika T 29 = 0.537/93 x 0.0001= 5.780 mg


KESIMPULAN
Aktifitas urease dapat di tentukan dengan uji secara kualitatif dan kuantitatif.
Kadar pH berpengaruh pada aktifitas enzim.
Perbedaan suhu juga berpengaruh pada kerja enzim,dilihat dari percobaan2.I b dan d.